Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) hari ini memulai groundbreaking proyek pembangunan museum di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi.
Peresmian dilakukan di kawasan yang beradadi Desa Danau Lamo, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Seremoni groundbreaking kali ini semarak karena dilakukan dengan upacara adat Tegak Tegak Sako yang dikomandoi oleh delapan kepala desa.
Pembangunan museum ini merupakan bagian dari proyek revitalitasi KCBN Muarajambi sebagai pusat pendidikan dan penguatan ekosistem melalui ekonomi kerakyatan tak benda. Rekonstruksi KCBN Muarajambi diharap dapat berkontribusi pada kemajuan kebudayaan dan pembangunan masyarakat.
Kemendikbudristek mengatakan bahwa peninggalan sejarah tersebut merupakan warisan budaya yang memiliki nilai historis tinggi dari Kerajaan Sriwijaya abad ke-7 sampai dengan 13 Masehi. Kawasan Muarajambi terdiri dari atas berbagai unsur seperti terakota, batu dan kayu.
Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid menyatakan bahwa KCBN Muarajambi merupakan situs dari era Buddha terbesar di Asia Tenggara dengan luas total 3.981 hektare (ha). Proyek peremajaan ini merupakan yang paling besar setelah revitalisasi Candi Borobudur pada 1973.